Strategi Bisnis

Posted: March 15, 2011 in Uncategorized

Sejumlah program strategis telah dirancang untuk mengembangkan usaha. Sejak 2008 Pertamina EP telah mencanangkan 7 Focus Point. Fokus pertama adalah mengupayakan  pengamanan produksi pada lapangan utama yang merupakan tulang punggung  (backbone) produksi Pertamina EP. Fokus kedua adalah optimalisasi produksi dengan perbaikan infrastruktur dan fasilitas produksi existing field. Dua fokus berikutnya adalah reaktivasi sumur-sumur tua pada lapangan-lapangan produksi dan reaktivasi lapangan-lapangan tua.

Fokus kelima adalah pengurasan dan penurasan ekstraksi pada pipa-pipa transmisi gas kondensat akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Fokus keenam menggiatkan pelaksanaan proyek Enhanced Oil Recovery (EOR). Fokus ketujuh melaksanakan Put on Production (POP) untuk sumur-sumur temuan eksplorasi.

Program strategis lainnya adalah akuisisi data 3D seismik. Proyek ini bertujuan mendapatkan data seismik 3D yang akurat untuk pengembangan lapangan produksi & aplikasi Enhanced Oil Recovery (EOR). Keseluruhan proyek seismik  3D  diprogramkan seluas  ± 2.700  km persegi.

Adapun program strategis lainnya adalah: akselerasi kerja sama KSO; percepatan unitisasi; resource intensification, akselerasi pembuktian sumber daya, dan sejumlah program strategis lainnya yang terkait dengan operasional korporat sehari-hari.

http://www.pertamina-ep.com/id/bisnis-kami/strategi-bisnis

Sangasanga, 7 Maret 2011
Pertamina EP Field Sangasanga memberikan bantuan bibit padi jenis IR 64 sebanyak 300 kilogram kepada Kelompok Tani Makmur Desa Sungai Bogem, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kertanegara. Bibit padi dibagikan kepada 15 orang petani dan akan ditanam pada lahan seluas 8 hektar.

“Sangasanga memiliki potensi besar dibidang pertanian karena wilayahnya terdapat banyak anak sungai yang berfungsi untuk pengairan. Sejak awal Pertamian EP Field Sangasanga melihat ini sebagai suatu peluang usaha yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar, sehingga bantuan yang diberikan pada tahap awal lalu adalah pembuatan sistem irigasi persawahan. Dengan sistem pengaturan air yang baik, harapanya pada lahan ini akan dimanfaatkan untuk persawahan, pertanian dan perikanan. Bantuan akan diberikan secara simultan dengan pengawasan secara berkala, sehingga kendala dilapangan akan dapat diselesaikan dengan cepat. Dengan demikian para petani dapat segera merasakan hasilnya usahanya”, kata Field Manager Sangasanga, Ali Rochmat saat menyerahkan bibit padi kepada Poniran, Ketua Kelompok Tani Makmur yang disaksikan langsung oleh Sekretaris Kecamatan Sangasanga, Lurah dan Kepala Cabang Dinas Pertanian Sangasanga. Ali juga berharap semoga hubungan kemitraan antara Pertamina EP Field Sangasanga, Kecamatan Sangasanga dan para petani agar terus terbina baik sehingga kedepannya masyarakat akan lebih produktif dan memiliki perekonomian yang mandiri.

Camat Sangasanga melalui Abdul Rivai, S.Sos, Sekretaris Kecamatan menyampaikan agar keberhasilan dari project ini nantinya harus menjadi contoh bagi perusahaaan-perusahaan lain yang beroperasi di Wilayah Sangasanga. Kemudian kedepanya Camat sangat mengharapkan pada panen perdana agar dapat dipublikasikan dan mengundang masyarakat umum, sehingga akan merangsang kelompok tani yang lainya untuk melakukan hal yang sama. Senada dengan itu, Kasianto, SE, Kepala Cabang Dinas Pertanian Sangasanga bersedia ikut berpartisipasi dalam memberikan penyuluhan dan praktek teknis penanaman padi baik mulai proses penyemaian sampai panen nantinya. Kasianto, SE juga meminta kepada Pertamina EP Field Sangasanga agar bantuan seperti ini dapat juga diberikan kebeberapa kelompok tani lainnya yang berada di Wilayah Kelurahan Muara.

“Pada awalnya para petani Desa Sungai Bogem hanya mengandalkan air dari sungai dan hujan untuk pengairan persawahan sehingga hasil panen tidak maksimal sebagai akibat belum adanya sistem pengaturan air yang baik. Karena hasil panen yang buruk membuat beberapa petani berhenti menggarap sawah dan beralih profesi menjadi buruh tambang batubara. Namun kondisi mulai membaik sejak Pertamian EP Field Sangasanga memberikan bantuan pembuatan irigasi di wilayah ini, beberapa petani sudah kembali menggarap sawah. Dengan irigasi yang baik, selain menggarap sawah, petani juga mulai memanfaatkan air untuk mengembangkan usahanya ke sektor perikanan dan perkebunan pepaya”, kata Poniran, Ketua Kelompok Tani Makmur ketika memberi makan Ikan Mas ditambak seluas 800 m2 miliknya.

Setelah pemberian bibit padi, untuk tahap selanjutnya Pertamina EP Field Sangasanga akan memberikan bantuan kapur sebanyak 3 ton kepada petani. Kapur berfungsi untuk mengurai unsur hara pada tanah dan menurunkan keasaman tanah. Kegiatan ini adalah project jangka panjang Pertamina EP Field Sangasanga dalam usaha pengembangan berkelanjutan pada sektor perekonomian masyarakat sekitar.

http://www.pertamina-ep.com

 

KARTA, KOMPAS.com – Pemerintah memperkirakan akan sangat berat untuk mencapai produksi minyak mentah siap jual atau lifting pada tahun 2011 sebanyak 950.000 barrel per hari. Padahal 950.000 barrel per hari itu merupakan angka yang berada jauh di bawah asumsi APBN 2011, yakni sebesar 970.000 barrel per hari.

“Lifting kelihatannya tidak lebih dari 950.000 barrel per hari tahun ini. Target APBN 2011 kelihatannya tidak bisa tercapai,” ungkap Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo di Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Menurut Agus, faktor utama turunnya realisasi lifting 2011 adalah pertama, adanya interpretasi undang-undang pelayaran yang menganggap alat produksi minyak lepas pantai atau drilling rig sebagai kapal. Akibatnya, alat produksi ini juga terkena aturan tentang azas cabotage, di mana kapal yang boleh berlayar di dalam kawasan Indonesia harus berbendera Indonesia.

Masalahnya, drilling rig hanya dapat diperoleh dari hasil sewa yang dimiliki perusahaan-perusahaan asing, tidak ada perusahaan Indonesia yang sanggup menjadi penyedia jasa sewa drilling rig. Akibatnya, pengadaan drilling rig ini membuat perencanaan produksi dari para kontraktor minyak menjadi terganggu.

“Selain itu, faktor kedua, masalah sumur minyak di kawasan Cepu yang diperkirakan belum maksimal produksinya. Rencana semula sudah ada produksi, namun ternyata ada kemunduran,” ujarnya.

Pemerintah berusaha agar target lifting minyak dan gas dalam APBN 2011 tercapai, yakni 970.000 barrel per hari. Untuk mendorong produksi itu, pemerintah mempersiapkan berbagai kebijakan yang memberikan insentif kepada pelaku bisnis di sektor migas.

Itu antara lain dengan menyelesaikan peraturan pemerintah (PP) tentang cost recovery, PP tentang lingkungan hidup yang terkait dengan ladang eksploitasi migas, serta menyelesaikan masalah asas cabotage.

Adapun dari sisi permintaan, program diversifikasi energi harus tetap dilakukan. Tidak hanya panas bumi, tetapi juga gas. Salah satunya adalah menyeragamkan harga jual gas, baik dari Pertamina maupun dari PN Gas.

http://www.pertamina-ep.com

 

BISNIS INDONESIA/ 28 Januari 2011/h. I2

JAKARTA:. Beberapa kalangan menyerukan PT Pertamina (Persero) harus menguasai pengelolaan Blok East Natuna demi kepentingan negara.

Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies Marwan Batubara mengatakan kelanjutan dari head of agreement (HoA) terkait rencana pengembangan Blok East Natuna yang dulu dikenal dengan nama Natuna D-Alpha antara Pertamina dengan tiga calon mitranya yakni Total E&P Activities Petrolieres, Petronas, dan Exxon Mobil Corporation harus menjadi perhatian banyak pihak.

Pasalnya, jangan sampai peran Pertamina dikerdilkan dalam proyek tersebut, kendati BUMN migas tersebut nantinya sudah berstatus sebagai lead operator.

“Kami meminta agar pemerintah menerbitkan PP pengelolaan Natuna Timur “secara menyeluruh dan menetapkan Pertamina ” sebagai operator atau bahkan satu-satu pengelola di Blok tersebut. Kami yakin Pertamina marnpu untuk itu,” ujar Marwan dalam acara seminar Blok Natuna Timur dan Kedaulatan Negara, kemarin.

Dia pun menyoroti penetapan Exxon Mobil sebagai salah satu mitra di Blok East Natuna. Marwan mencemaskan jika Exxon nantinya menguasai East Natuna, seperti hal- nya pada Blok Cepu (2006), di mana pemerintah menyerahkan posisi operator kepada Exxon.

Direktur InterCafe IPB Iman Sugema menyarankan agar DPR menekan Pertamina untuk berani mengelola East Natuna tanpa mitra. Dia menilai Pertamina mampu mengemban tugas tersebut asalkan mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak khususnya pemerintah.

Pakar Geologi Andang Bachtiar menyayangkan progres pengembangan East Natuna yang mandek selama lebih tiga dasawarsa. Padahal, kata dia, jika pengelolaannya sudah dijalankan sejak lama maka negara bisa mendapatkan banyak keuntungan.

Anggota Komisi VII DPR Satya W.Yudha mengingatkan kontrak kerja yang nantinya berlaku untuk pengelolaan East Natuna haruslah benar- benar mencerminkan hak Pertamina sebagai pengatumya. Jangan sampai jika nantinya Pertamina berstatus sebagai operator tetapi pada implementasinya peran BUMN migas tersebut malah dikerdilkan.

“Masalah pendanaan juga harus menjadi perhatian yang serius dalam poin-poin kontrak kerja sama di East Natuna. Jangan sampai terjadi konflik kepentingan. Ini bisa sangat merugikan,” tutur Satya.

http://www.pertamina-ep.com

Jakarta, 10 Maret 2011
SCM Pertamina EP targetkan sertifikasi ISO 9001 untuk Procurement SCM Region Jawa dan Sumatera bisa dilaksanakan pada 2011. Hal ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan Procurement SCM di Lingkungan Kantor Pusat mendapatkan ISO 9001 dari IAPMO R & T Amerika pada 20 Januari 2011.

Lebih lanjut Manager Strategic Sourcing Joen Riyanto menjelaskan bahwa sertifikasi tersebut adalah untuk Procurement Head Office, Procurement KTI, dan Procurement Project. “Kegiatan ini merupakan bagian dari Program kerja SCM Tahun 2010, dimana dalam hal ini Perusahaan ingin mendapatkan Pengakuan dan Penilaian secara berimbang dan korektif terhadap kinerja dan upaya-upaya perubahan budaya kerja menuju arah yang lebih baik, sistematik, dan berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta (10/3).

Dalam upaya meraih sertifikasi tersebut, fungsi SCM Pertamina EP telah melaksanakan tiga tahapan yang terdiri dari Proses Sosialisasi dan Pengenalan ISO 9001, Proses Pengembangan & Penerapan, berupa Penyusunan STK dan implementasinya, dan Proses Sertifikasi oleh Badan Sertifikasi Internasional
Joen menjelaskan bahwa proses-proses tersebut di atas sampai mendapatkan sertifikat ISO 9001 berjalan selama tiga bulan yang meliputi kegiatan penataan administrasi, perbaikan etos dan budaya kerja agar lebih terencana, terdokumentasi dan prinsip perbaikan berkelanjutan dapat tercapai di seluruh lini, baik itu pekarya maupun Top Management.

Fungsi SCM PT Pertamina EP berupaya untuk mendukung Visi Pertamina EP World Class pada tahun 2014. Visi dan Misi SCM Pertamina EP adalah Menjadi penyedia kebutuhan barang dan jasa yang unggul dan berkesinambungan serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan mengintegrasikan manajemen supply dan demand di dalam dan antar bagian perusahaan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

http://www.pertamina-ep.com

PERTAMINA

Posted: March 14, 2011 in Uncategorized

Pertamina

Jenis BUMN
Industri Minyak dan Gas Bumi
Didirikan 10 Desember 1957
Kantor pusat Jl. Medan Merdeka Timur 1A
Jakarta 10110
Telp : (021) 3815111, 3816111
Fax : (021) 3633585,3843882
Tokoh penting Karen Agustiawan, Dirut
Situs web http://www.pertamina.com/

PT Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.

Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu.

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan.

Direktur Utama

Masa Jabatan Direktur Utama adalah 3 tahun.Berikut adalah daftar Direktur Utama Pertamina:

No Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan
1 Soegijanto 1996 1998
2 Martiono Hadianto 1998 2000
3 Baihaki Hakim 2000 2003
4 Ariffi Nawawi 2003 2004
5 Widya Purnama 2004 2006
6 Ari Hernanto Soemarno 2006 2009
7 Karen Agustiawan 2009 sekarang

 

tentang PT. Pertamina

Posted: March 14, 2011 in Uncategorized

Komitmen

Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi migas nasional.
PT Pertamina EP senantiasa berusaha menciptakan suasana kegiatan operasi yang ramah lingkungan sehingga dapat menjadi perusahaan yang dicintai masyarakat. Kondisi ini diyakini sebagai perspektif ideal di dalam dunia usaha. Karena itu penerapan aspek HSE secara sempurna menjadi perhatian utama kami. Dengan suasana kerja demikian maka hubungan dengan lingkungan masyarakat di sekitar kegiatan operasinya terasa aman, nyaman, dan dinamis.

Sejarah Kami

Sejarah Pertamina EP tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang perburuan minyak di Bumi Nusantara ini yang dimulai sejak awal Abad 19. Antara 1871 hingga 1885 merupakan masa-masa awal pencarian hingga penemuan minyak di Indonesia, yang waktu itu masih dalam pendudukan Belanda. Menyusul pengeboran pertama pada 1883 di Telaga Tiga, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara maka pada 1885 berdirilah Royal Dutch Company di Pangkalan Brandan. Sejak itulah ekspolitasi minyak dari perut Bumi Nusantara dimulai.
Ketika pecah Perang Asia Timur Raya, produksi minyak mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang, usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman.
Pada masa perang kemerdekaan, produksi minyak terhenti. Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan yang teratur, ternyata penguasaan atas usaha minyak di Indonesia menjadi tidak jelas. Banyak perusahaan-perusahaan kecil bermunculan untuk memanfaatkan rezeki minyak ini sehingga memicu terjadinya sengketa di sana-sini. Akhirnya, untuk meredam semua itu, penguasaan atas tambang-tambang minyak tersebut diserahkan kepada Angkatan Darat.
Untuk menanganinya, pemerintah mendirikan sebuah maskapai minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan UU no. 8 pada 1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA. Karena itu, PERTAMINA bertindak sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Di sisi lain PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Sejalan dengan dinamika industri migas dunia, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (milik negara) No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi PT Pertamina (Persero), dan hanya bertindak sebagai operator yang menjalin Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan pemerintah yang diwakili oleh BPMIGAS. Sekaligus UU itu juga mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha eksplorasi, eksploitasi dan produksi minyak dan gas, sebagai konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan pembentukan Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS — yang berlaku surut sejak 17 September 2003 — atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP. Pada saat bersamaan, Pertamina EP juga melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS yang berlaku sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri, dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery)

Profil Kami

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung bidang kegiatan usaha utama.
Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah sekitar 120 ribu barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan sekitar 1.003 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.
Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 140 ribu kilometer persegi merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery (JOB-EOR) sebanyak tiga kontrak dan Technical Assistant Contract (TAC) sebanyak 33 kontrak. Jika dilihat dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
WK Pertamina EP terbagi ke dalam tiga Region, yakni Sumatera, Jawa dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Seluruh operasi JOB EOR dan TAC dikelola dari Pusat sedangkan own operation dikelola di Region masing-masing. Operasi ketiga Region terbagi ke dalam 12 Field Area, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, Prabumulih dan Pendopo di Sumatera, Subang, Jatibarang dan Cepu di Jawa serta Sangatta, Bunyu dan Papua di KTI.
Di samping itu Pertamina EP memiliki enam Unit Bisnis Pertamina EP (UBPEP) yang terdiri dari UBPEP Lirik, UBPEP Jambi, UBPEP Limau, UBPEP Tanjung, UBPEP Sangasanga dan UBPEP Tarakan.
Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain proyek pengembangan gas yaitu: Proyek Pagar Dewa di Sumatera Selatan, Gundih di Jawa Tengah, dan Matindok di Sulawesi

Pekerja Kami

Pekerja Pertamina EP adalah profesional yang diseleksi secara ketat dan akurat. Selanjutnya, mereka secara terus menerus ditingkatkan kemampuannya sehingga menjadi manusia-manusia pekerja yang tangguh, memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan, berjiwa wira usaha, profesional dan bermoral tinggi.
Kualitas dan moralitas yang tinggi ini sangat diperlukan karena pekerja Pertamina EP sangat diandalkan sebagai penghasil devisa bagi Negara. Karena kewajiban yang dibebankan di pundaknya inilah maka peningkatan kualias SDM Pertamina EP merupakan keniscayaan.
Pengembangan sisi manusia di Pertamina EP menitikberatkan pada peningkatan personal quality dan empowerment, dengan standar World Class People. Perjalanan untuk mendapatkan pekerja yang berkelas dunia dimulai dengan beberapa proyek yang dilaksanakan sejak awal transformasi, yakni Talent Management dan Succession Planning.

Visi, Misi dan Nilai Unggulan

Pertamina EP memiliki visi sebagai berikut:
• Visi Repetita I (2006-2008): “Respectable Cost Effective and Efficient Oil & Gas Producer”.
• Visi Repetita II (2009-2011): “No.1 Oil & Gas Producer in Indonesia”.
• Visi Repetita III (2012-2014): “PEP World Class”.
Untuk meraih visi itu, disusunlah misi berikut:
Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
Nilai-nilai unggulan Pertamina EP
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis para pekerja Pertamina EP senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar yang telah disepakati bersama sebagai tata nilai unggulan. Nilai-nilai unggulan itu diharapkan mampu membangun kekuatan sinergi sehingga mampu menjadi pendorong untuk mencapai visi Pertamina EP World Class melalui misi strategis perusahaan. Nilai-nilai unggulan yang terdiri dari focus, integrity, visionary, excellence dan mutual respect — disingkat dengan FIVE-M — ini ditanamkan kepada seluruh pekerja, sebagai arah pedoman untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Namun sejalan dengan program transormasi yang dijalankan oleh PEP, FIVE-M dikembangkan menjadi FIVE-M GO PEP, dengan ditambah sejumlah nilai unggulan yang terdiri dari: good corporate governance, optimization, personal quality, empowerment, peerless shareholder value dan proper HSE.
Penghargaan
Penghargaan Keselamatan Kerja Tingkat Nasional:
Region Sumatra
Penghargaan : Patra Nirbhaya Karya Utama
untuk 14.892.087 jam kerja tanpa kecelakaan (kehilangan hari kerja)
UBEP Jambi
Penghargaan : Patra Nirbhaya Karya Madya
untuk 6.929.463 jam kerja tanpa kecelakaan (kehilangan hari kerja)
________________________________________
Penghargaan dari PT PERTAMINA (PERSERO) yang telah diterima:
Pertamina UBEP Tanjung
Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Utama
Pertamina Region Jawa
Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Madya
Pertamina Region KTI
Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Madya
Pertamina Region Sumatera
Penghargaan : Patra Adikriya Bhumi Pratama
________________________________________
Penghargaan Lingkungan
Pertamina EP Field Jambi
Penghargaan : BIRU
Pertamina EP Region Jawa
Penghargaan : BIRU
Pertamina EP Region KTI – Field Sangata
Penghargaan : BIRU
Pertamina EP UBEP Limau (Ex Sea Onion)
Penghargaan : BIRU
Pertamina EP Field Jambi (Ex JOB Pearl Oil)
Penghargaan : BIRU

Prinsip Tata Kelola PEP

Dilandasi oleh satu keyakinan bahwa perusahaan adalah bagian dari suatu masyarakat, Pertamina EP menyadari perusahaan memiliki tanggung jawab sosial untuk mengembangkan masyarakat di sekitarnya, khususnya dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Tanggung jawab itu diwujudkan melalui penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR). Melalui program ini, perusahaan benar-benar berupaya mencari hal-hal positif yang bisa dibangun di tengah masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya.
Adalah komitmen Pertamina EP untuk membantu mengembangkan masyarakat (community empowerment) dan menjaga lingkungan di sekitar daerah operasi, guna menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif, serta mampu menanggapi berbagai perubahan dalam kehidupan bermasyarakat terutama pasca kegiatan pertambangan. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial tersebut diwujudkan dalam berbagai program, di antaranya: keagamaan, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Etika Kerja dan Bisnis (EKB)

Etika Kerja dan Bisnis (EKB) Pertamina EP mencakup seperangkat aturan perilaku yang dimiliki oleh pekerja Pertamina EP baik dalam hubungan internal di antara sesama pekerja maupun dengan pihak eksternal. EKB juga merupakan acuan bagi pekerja yang mengalami keragu-raguan dalam menjalankan kegiatan bisnis pada situasi-situasi tertentu. Aturan ini bukan sekadar menggambarkan bagaimana Pertamina EP melaksanakan kegiatan bisnis, namun lebih jauh adalah upaya perusahaan ini membangun budaya baru dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang beretika di seluruh lingkungan bisnis Pertamina EP.

Hello world!

Posted: March 9, 2011 in Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!